Jumat, 14 Oktober 2016

modul C (materi seni budaya kelas X)


MODUL C ( Seni Budaya Kelas X)

A. Cabang-cabang Seni Budaya
Seni Budaya adalah bidang kegiatan yang memiliki ragam multi bentuk yang masing-masing telah memiliki spesifikasi dan teori yang telah terkembangkan sendiri-sendiri dan menghasilkan buah-buah karya yang berasal dari ahli-ahli yang telah terfokus sedemikian rupa sehingga apa yang dapat diapresiasi terpusat pada bidang eksplorasi karya yang dilakukan. Dari bermacam-macam bentuk tersebut memiliki kesamaan tujuam yaitu apa yang disebut Estetika atau keindahan bentuk, suara, gerak atau rancangan baik untuk seni itu sendiri maupun karya terapan. Untuk lebih mudahnya perlu kita ketahui bahwa Seni Budaya memiliki terdiri atas cabang-cabang sebagaimana yang dapat kita amati di keseharian kita sebagai berikut :
1.     Seni Rupa
Bidang Seni Budaya dengan eksplorasi aspek-aspek visual / teramati dengan organ pengelihatan manusia. Termasuk dalam cabang Seni ini antara lain Seni Lukis, Fotografi, Patung, Kaligrafi, dan Ukir (pahat)
2.     Seni Musik
Bidang Seni dengan eksplorasi aspek auditif / teramati dengan indera pendengaran manusia sehingga objek pekerjaan mengenai suara yang dibuat seindah mungkin dan sebagus mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan untuk Seni Musik seperti Tonalitas (melodi), Keterpaduan (harmoni), Irama (ritme), jiwa (dinamik), Tempo (beat), Profil bunyi (tekstur), dan seterusnya.
3.     Seni Tari
Bidang Seni yang mengeksplorasi gerakan anggota tubuh agar dapat memberikan isyarat gerak dengan makna tertentu sesuai dengan komposisi yang dibuat.
4.     Seni Disain
Bidang Seni dengan garapan berupa rancangan yang sifatnya terapan / digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Termasuk dalam Seni Disain antara lain : Arsitektur, interior, taman, grafis (percetakan hingga periklanan baik cetak maupun digital/elektronik), Tekstil, termasuk disain produk industry (otomotif, elektronik, furniture, dan lain-lain)
5.     Batik
Batik adalah produk budaya yang dari waktu ke waktu semakin berkembang corak dan motifnya sesuai dengan latar belakang keberadaan batik itu berada. Sampai hari ini hamper seluruh daerah di Indonesia bahkan di luar negeri telah berkembang batik dengan motif sesuai dengan budaya masing-masing tempat sehingga dari satu daerah ke daerah lain terdapat gaya dan motif yang berbeda-beda. Untuk Yogyakarta dan Solo yang berdekatan saja sudah terdapat perbedaan yang begitu nyata terhadap corak dan gaya batiknya. Meskipun ada kesamaan motif tapi pewarnaannya berbeda. Warna batik Solo lebih muda disbanding Yogyakarta.

Selanjutnya kita akan jabarkan lebih lanjut dari masing cabang seni secara lebih mendetail sehingga kita dapat meninjau sampai sejauh mana  hal-hal yang perlu kita pahami terkait Seni Budaya ini.

Seni Rupa
Untuk berkesenian melalui Seni Rupa kita memerlukan seperangkat hal yang akan mensukseskan aktivitas kita dalam berkesenian atau belajar. Hal yang kita butuhkan adalah :
Media (benda yang kita gunakan untuk berkarya seni rupa) antara lain Kertas, Kanvas, Kayu, Batu, dan lain-lain.
Alat dan Bahan (benda-benda yang digunakan untuk mengerjakan karya seni rupa missal, cat air, cat minyak, cat poster, pastel. Pensil warna, crayon, konte, kwas, pensil, tinta cina, palet.

Dalam Seni Rupa terdapat wujud karya yang dibedakan dengan dimensinya yaitu dua dimensi (panjang X lebar) dan tiga dimensi (panjangXlebar dan tinggi). Untuk karya dua dimensi diantaranya adalah, lukisan, fotografi, gambar, sedangkan untuk karya tiga dimensi antara lain patung, relief, ukiran. Dilihat dari tujuan pembuatan maka Seni Rupa dapat dibedakan dengan Seni Murni (Karya Seni yang dibuat untuk di apresiasi sebagai Seni itu sendiri) dan Seni Rupa Terapan (karya Seni Rupa yang dibuat untuk menyertai karya-karya benda yang digunakan manusia sehari-hari)


Seni Musik
Musik merupakan cabang Seni dengan eksplorasi objek suara / bunyi. Dari segi karya Musik dapat di bedakan antara Seni Musik Tradisional (kerya seni music yang secara turun temurun tumbuh dan diwariskan dari generasi ke generasi). Ciri-cirinya adalah :
1.     Menggunakan bahasa daerah
2.     Tidak dituliskan dengan notasi
3.     Pencipta lagunya tidak diketahui
4.     Lagunya pendek
5.     Melodi sederhana
Dalam keberadaanya yang tersebar di berbagai daerah maka terdapat begitu beragam bentuk / jenis music tradisional (genre) Jika kita sebutkan tentu akan sangat banyak. Antara lain Tanjidor (DKI Jakarta), Angklung (Jawa Barat / Sunda), Talempong (Sumatera Barat), Karawitan (Jawa Tengah / DIY dan Jatim), Gamelan Ageng (Bali), Sampek (Kalimantan).
Dengan beragamnya genre music tradisional tersebut beragam pula alat musik / instrumennya, antara lain Kecapi Sunda / Jawa Barat, Rebab dan Siter Jawa Tengah / DIY, Calung Banyumas,  Tifa dari Maluku dan Papua, Sasando Rote NTT, Sampek Kalimantan, Kolintang Minahasa Sulut, dll. Secara konsep mengenai instrument / alat musik ini terbagi dalam jenis-jenis menurut sumber bunyinya, antara lain :
Instrumen Chordophone (instrument-instrumen bertali/senar) = gitar, ukulele, biola, cello, harpa, Sampek, kecapi, Rebab, Sasando, Siter, dll
Instrumen Aerophone (instrument-instrumen tiup) = suling, terompet, trombone, tuba, recorder, horn
Instrumen Idiophone (instrument-instrumen pukul pada permukaannya) = gamelan, triangle, glockenspiel, kolintang, xylophone, marimba, vibraphone, cowbell, dll
Instrumen Membranophone (instrument-instrumen berpermukaan mika/kulit) = drum, tifa, kendang, bongos, conga, Timpani, Rebana, Bedug, dll
Instrumen Electrophone (instrument-instrumen elektronis) = Keyboard, Elektric Organ, Sinthesizer

Dalam proses berkarya seni musik tradisional biasanya tidak mengenal notasi (tulisan) sehingga hanya diperdengarkan dan dihafal secara turun temurun. Berbeda dengan musik modern yang dituliskan di paranada (garis-garis untuk menuliskan notasi balok) sehingga semua nada dapat dipelajari tanpa harus mendengarkan lagunya terlebih dahulu. Dalam perkembangan selanjutnya musik-musik etnik dan tradisional juga mulai dituliskan ke dalam paranada / notasi balok.
Dengan notasi dalam paranada semua tanda dapat dituliskan mulai dari tanda mula/kunci nada, birama, tempo (cepat lambatnya lagu / musik), dinamik (kuat/lembut suara), legato, ligatura, fermata, ritenuto, ritardando, atempo, dll.

MODU: A (materi Seni budaya kelas Xl) lanjutan


MODUL A (lanjutan)
Materi Seni Budaya Kelas Xl

Sebagaimana diketahui bahwa music merupakan kesatuan konsep yang lengkap dan rumit sehingga untuk menguasainya harus melibatkan perhatian dan focus yang tidak biasa demi hasil penampilan yang prima. Dan mempelajari bagian demi bagian merupakan keharusan.
Bagian demi bagian itu antara lain melodi atau nada-nada yang mengalir dengan pola dan susunan tertentu sehingga terdengar mengalun melodis. Kemudian harmoni yang berarti pemaduan 2 nada atau lebih dengan ketentuan interval antar nada yang telah ditentukan. Selanjutmya Ritme merupakan sisi irama dengan panjang pendek bunyi dan denyut ketukan tertentu sesuai jiwa lagu (melodi dan harmoninya). Jalinan antara melodi, harmoni, dan ritme itulah yang membentuk music sebagai objek apresiasi auditif / suara.

Instrumen / alat music
Musik dapat dimainkan dengan alat music saja (disebut instrumentalia), vocal saja (disebut accapella), atau gabungan vocal dan alat music / instrument sebagai pengiringnya.
Mengenai instrument music dapat diperinci lagi dari cara memainkannya :
1.     Aerofon = alat music / instrument yang dimainkan dengan hembusan udara atau ditiup. Yang termasuk di sini antara lain : terompet, trombone, clarinet, hobo, saxophone, tuba, flute, dll
2.     Kordofon = alat music yang bertali dan dimainkan dengan digesek ataupun dipetik (gitar, banjo, ukulele, biola, cello, rebab, siter, kecapi, sasando, dll
3.     Membranofon = instrument berlembaran kulit atau mika (drum set, tifa, kendang, conga, timpani, bongo)
4.     Instrumen Perkusi yaitu instrument yang dimainkan dengan dipukul, dipukulkan, dan atau saling dipukulkan, diantaranya triangle, cowbell, cymbal, drumset, glockenspiel (atau sebagian instrument membranofon dan sebagian instrument idiofon termasuk perkusi).
5.     Idiofon (instrument music yang dipukul pada badan alat music itu sendiri (cowbell, instrument-instrumen gamelan, xylofon, vibrafon, dll)

Vokal
Vokal adalah bunyi yang dapat dibuat oleh suara manusia dengan teknik dan kriteria tertentu. Vokal yang baik adalah yang memenuhi aspek-aspek teknik seperti intonasi, artikulasi, frasering, dinamik, dan yang tidak kalah penting adalah penguasaan teknik pernafasan yang dapat menopang vokal secara baik.
Secara teknis pernafasan vocal menggunakan jenis pernafasan diafragma sebagai metode pernafasan terbaik untuk vokal. Inhalasi (masuknya udara) dilewatkan hidung kemudian ditahan selama beberapa saat yang diarahkan pada gerakan membran diafragma yang terletak di antara dada dan perut, setelah itu proses ekshalasi selama beberapa hitungan yang secara gradual ditingkatkan makin panjang. Hal ini akan memberikan landasan vokal dengan baik. Selanjutnya dilanjutkan dengan mengeksplorasi teknik-teknik berikutnya.
Dinamik adalah salah satu teknik yang menekankan penghayatan dalam bernyanyi, di dalamnya terdapat bagaimana kita harus bersuara piano (lembut), mezzo (sedang), hingga forte (kuat) termasuk bagaimana membawakan melodi secara melismatis (melodi mengalir bersambungan) atau staccato (melodi yang dibawakan secara terputus-putus nadanya)
Musik tradisional pun secara kultural selama ini jika diteliti juga telah memiliki unsur-unsur teknik sebagaimana music modern hanya saja music tradisional belum banyak mendapat sentuhan untuk dikembangkan. Akhir-akhir tahun 1900an telah muncul pengembangan dan inovasi-inovasi terhadap music-musik tradisional ini. Kita tidak asing dengan inovasi yang dilakukan Manthou’s (alm) yang telah memulai mengembangkan campursari sejak tahun 1976 kemudian lebih maju lagi yang dilakukan kelompok gamelan kiai kanjeng berupa akulturasi (penyelarasan unsur-unsur musical) dengan melakukan pengubahan susunan nada gamelan menjadi diatonic-pentatonis sehingga dapat memainkan kedua bentuk tangganada tradisional dan modern secara mudah dan harmonis.
Bagaimana dengan music non jawa seperti angklung dari jawa barat kolintang dari minahasa ternyata juga telah mengalami pengembangan hingga menjadi seperti yang sekarang, dan selain itu masih sangat banyak instrument tradisional yang mungkin perlu dikembangkan lagi seperti Sasando  (NTT), Tifa (Maluku / papua), Sampek (kalteng), dll.
Secara umum music tradisional memiliki fungsi yang tidak lepas dari kehidupan budaya masyarakatnya antara lain :
1.     Sebagai sarana hiburan masyarakat
2.     Sebagai sarana upacara adat
3.     Sebagai alat komunikasi
4.     Identitas kedaerahan
5.     Alat pemersatu
Banyak karya music tradisional yang sampai kini begitu dikenal masyarakat, lagu-lahu seperti cublak-cublak suweng, gundul pacul, suwe ora jamu (DIY Jateng) Cing cang keeling, manuk dadali, bubuy bulan (jabar) Ayam den lapeh, bungong jeumpa (Aceh) Ampar-ampar pisang (kalsel), Yamko rambe yamko (papua), dll semuanya sudah begitu memasyarakat maka hanya keengganan membaca saja yang membuat kita tidak mengenal music-musik tradisional kita.

SENI RUPA
Jika kita membuka pustaka-pustaka tentang Seni Rupa maka akan luas sekali pengkajian menyangkut banyak aspek. Secara umum Seni rupa berkembang sesuai dengan jaman dan keadaan/situasi di masyarakat dan sebagaimana seni lain maka periodisasinya juga mengikuti perkembangan situasi yang ada. Aliran-aliran seni rupa mengalami pertumbuhan luar biasa. Aliran Realisme (objek situasi keseharian masyarakat), Romantisme (menggambarkan situasi di masa-masa kejayaan abad-abad silam), Naturalisme (senu rupa yang menggambarkan objek alam secara apa adanya) dan aliran-aliran lainnya memunculkan karya-karya yang sangat beragam dan memiliki kualitas tinggi.
Secara sederhana sebenarnya membuat karya seni rupa mengikuti kaidah-kaidah teknis yang telah ada dan berkembang sedemikian rupa, tentusaja berlaku untuk seni rupa 2 dimensi maupun 3 dimensi baik seni murni (untuk apresiasi) maupun terapan (untuk fungsi sehari-hari)
Teknik yang mudah kita coba adalah teknik hitam putih / warna seperti Silhoute (teknik menggambar dengan membuat kontras warna gelap terang untuk membentuk objek), dussel (teknik arsir gosok sehingga arsiran menjadi halus), pointilis (menggambar dengan titik-titik untuk membentuk objek), Arsir (arsir garis untuk membuat egfek gelap terang).